Saturday, December 25, 2010

Eksistensi

Malam yang dingin itu, Gabril termenung panjang. apakah ini penting untuknya. atau boleh dijadikan hobi. huh! Gabril percaya akan eksistensi tuhan. tetapi ruang untuk meletakkan eksistensi itu dimana? kenyataan bertulis dalam diari hakikat tidak cukup!

"Apakah mempercayai tuhan, tanpa menemuinya adalah iman? atau takut masuk neraka yang tak pernah dilihat itu juga iman? apakah takut itu iman?. sedang berani pula dikata tiada iman?. apakah beriman itu beragama. sedang atau lihat, ia sekadar teori diatas kertas yang tercetak dibuku-buku dan kitab. terbatalkah aqidahku mempersoal tentang iman, tentang tuhan, sedang maksud maksud iman itu sendiri masih ku longgar?. kenapa manusia lebih takut pada agama sebab agama bukanlah tuhan?. apakah agama itu? kenapa ada agama? kenapa perlu dipaksa-paksa dalam beragama? bolehkah melaksanakan agama tanpa ada ikhlas? apakah ikhlas itu? agama?"... arrrrgh....sial tolong, tolong. "tuhan tolonglah aku".

'Diari Hakikat' itu menjadi tempatnya bersoal tanya. tercatat segala persoalan. ada rintih yang dalam, ada celaru yang kuat. semakin dia bersoal pada dirinya, semakin banyak lagi persoalan yang timbul. persoalan yang berputar pusing pada paksi yang sama amat memenatkan.

- dipetik dari zine Gudang Garam 2 -

No comments:

Post a Comment